Kamis, 17 Oktober 2013

CERPEN UNTUK WAFA NANTI...

Seragam Sekolah Obi

Rubrik: Cerpen | Oleh: Ariani - 23/09/13 | 14:53 | 18 Dhul-Qadah 1434 H
Ilustrasi - Anak-anak (Yudi/Primair)
Ilustrasi – Anak-anak (Yudi/Primair)
dakwatuna.com - Pagi itu di sebuah rumah kecil yang terletak di atas bukit terdengar suara rengekan seorang anak kecil yang meminta di belikan seragam sekolah yang baru. Dialah si Obi seorang siswa kelas 5 SD yang tinggal di kampung Manggis. Setiap pagi Obi dan kedua orang tuanya meninggalkan rumah secara bersamaan. Namun tujuan mereka berbeda-beda, ayahnya menuju ke kebun, Ibunya menuju ke pasar untuk menjual hasil kebun, dan tentu saja Obi berangkat menuju ke sekolah.
Setiap hari Obi harus menyeberangi sungai yang arusnya sangat deras dengan menggunakan rakit kecil buatannya sendiri dan setelah menyeberangi sungai dia harus berjalan kaki sejauh 3 Km untuk mencapai sekolahnya. Perjuangan yang di butuhkan Obi untuk sampai ke sekolah memang luar biasa. Tidak heran, setiap kali Obi sampai di sekolahnya, Seragam yang dipakainya selalu basah. Entahlah, itu basah karena air atau tetes keringat yang bercucuran dari dahi dan lehernya setelah berjuang untuk sampai ke sekolahnya. Sudah 5 tahun seragam sekolahnya setia menemaninya ke sekolah setiap hari. Jadi untuk meminta seragam sekolah yang baru, bukanlah hal yang berlebihan.
Namun hal itu tidak pernah menyurutkan semangatnya untuk terus belajar. Kulitnya yang hitam, dan tubuhnya yang kurus seolah menjadi bukti betapa keras kehidupan yang di hadapi oleh Obi. Akan tetapi di balik semua hal itu Obi juga ternyata adalah siswa yang cerdas dan shalih. Karena itu dia di sayangi oleh Gurunya dan di senangi oleh teman-temannya. Di balik semua itu Obi hanyalah seorang anak kecil yang masih ingin bermain. Ingin menikmati dunia kanak-kanaknya yang ceria. Tanpa harus di bebani pekerjaan yang berat misalnya mencari rumput di pinggir hutan, menemani ayahnya mencangkul di kebun. Tapi apa boleh buat, hanya dengan cara itulah keluarganya bisa bertahan hidup.
Pernah suatu hari, sepulang sekolah tanpa beristirahat terlebih dahulu hanya makan secukupnya Obi langsung berangkat lagi ke tepi hutan untuk mencari rumput. Di saat itulah Obi bertemu seekor ular Sanca yang sedang kelaparan dan sangat besar. Ular itu hampir mencelakakannya. Untungnya Obi anak yang cerdas dan tangkas, muncul ide cemerlang di kepalanya. Obi segera mengambil kayu dan memukulkannya tepat di kepala ular itu dan akhirnya ular itupun pergi.
Itu adalah salah satu cerita yang menggambarkan, betapa kerasnya perjuangan hidup Si Obi di umurnya yang masih kecil. Tak jarang Obi datang ke sekolah dengan wajah yang menahan kantuk, karena kelelahan setelah membantu ayahnya bekerja di kebun.
Namun ada yang berbeda di hari sabtu ini, ada sebuah paket yang di bawa oleh ibu guru Ani menuju ke kelas 5. Dengan senyum yang ramah dan khas dari ibu guru Ani, kemudian di sertai salam, beliau membuka pertemuan hari itu. Sepertinya ibu guru Ani sangat paham murid-muridnya. Beliau tahu bahwa sedari tadi semua siswanya memperhatikan paket yang beliau bawa. Ternyata paket itu di tujukan untuk Obi, tanpa sepengetahuan Obi, semua teman kelasnya menyisihkan beberapa rupiah uang jajan mereka untuk membelikan seragam baru untuk Obi. Ibu guru Ani mempersilakan Obi untuk mengambil paket itu dan meminta Obi untuk segera membukanya. Ketika membukanya Obi sangat terkejut dan senang bukan kepalang, karena di dalam paket itu ada sebuah seragam sekolah berupa celana merah dan baju putih, yang selama ini Obi impi-impikan. Suasana haru sangat terasa saat itu dan kelas tiba-tiba di penuhi suara tepuk tangan dan seruan Horeee…!!! Dari semua teman sekelas Obi,  di sertai senyuman bahagia dari Obi yang tak henti-hentinya mengucap terima kasih kepada ibu guru dan teman-temannya.
Lalu di mulailah pelajaran hari itu, dan setelah semua
Rangkaian proses belajar mengajar yang aktif, kreatif, efektif dan menyenangkan selesai. Ibu Ani mengumumkan nama-nama siswa yang bertugas pada upacara bendera hari senin nanti. Ita, Fikri, Nia bertugas sebagai pengibar bendera, Ajeng bertugas membaca undang-undang, serta beberapa nama siswa lainnya yang di sebutkan oleh ibu Ani. Tetapi dari tadi ibu Ani belum menyebutkan nama siswa yang bertugas sebagai pemimpin upacara. Obi pun langsung mengacungkan tangannya dan bertanya kepada bu Ani, “ Ibu guru, siapa yang bertugas menjadi pemimpin upacara?” Tanya Obi penasaran. Sambil tersenyum Ibu Ani menjawab “ Bagaimana kalau Obi yang menjadi pemimpin upacara pada hari senin nanti?”. Dengan wajah bangga dan penuh percaya diri Obi menjawab “siap Bu”. Maka kelas hari itu di tutup dengan membaca Hamdalah dan doa bersama-sama.
Perjalanan Obi menuju rumahnya yang sangat jauh itu, sepertinya tidak di rasakan oleh Obi hari ini. Dengan penuh semangat Obi segera mengucap salam dan membuka pintu setibanya di rumah. Dan ternyata hari ini ayah dan ibunya pulang lebih awal, maka Obi dengan bangga menunjukkan seragam barunya itu kepada kedua orang tuanya. Ternyata kedua orang tuanya justru menangis dan meminta maaf kepada anak semata wayangnya itu. Karena mereka belum bisa memberikan apa yang anaknya minta “Maaf ya nak Ibu dan bapak belum bisa membelikan apa yang kamu inginkan”, “tidak apa-apa bu… pak… kan sekarang sudah ada”. Begitulah hari itu di lewati dengan penuh rasa syukur yang mendalam bagi keluarga kecil itu.
Hari senin pun tiba, pagi ini Obi berangkat ke sekolah lebih awal dari biasanya mengingat tanggung jawabnya sebagai pemimpin upacara hari ini. Dengan terlebih dahulu mencium tangan kedua orang tuanya dan mengucapkan salam, Obi pun berangkat menuju ke sekolah. Tetapi ketika sampai di tepi sungai, saat hendak menyeberang, Obi khawatir jangan sampai seragam barunya kotor dan basah. Maka Obipun melepaskan seragam barunya itu lalu dimasukkannya ke dalam tasnya yang sudah usang. Lalu naiklah ia ke rakit kecil buatannya yang selalu setia menemani Obi menyeberangi sungai yang deras itu.
Tanpa sengaja, seragam baru Obi jatuh ke sungai karena ternyata tas Obi resletingnya rusak. Tanpa berfikir panjang Obi langsung melompat ke sungai berusaha mengambil kembali seragam barunya itu. Karena Obi memang jago renang maka bukan hal sulit untuk mengambil kembali seragamnya itu. Namun tiba-tiba air sungainya mengalir sangat amat deras sehingga membuat tubuh kecil Obi ikut terseret arus dan terhempas serta terombang- ambing, dan saat itulah Obi terluka karena beberapa kali terkena batu-batu sungai yang besar dan tajam. Tetapi hebatnya adalah seragam sekolahnya masih tetap dipegangnya hingga akhirnya Obi menemukan dahan pohon yang selanjutnya dia gunakan untuk mencapai tepi sungai yang satunya.
Obi segera melihat seragamnya yang telah basah, ada raut kesedihan yang tergambar di wajahnya. Tapi mau bagai mana lagi, Obi akhirnya memakai seragam barunya yang telah basah. Namun Obi tetap melanjutkan perjalanannya menuju sekolahnya. Dan ketika sampai di sekolah ibu Guru Ani, dan 2 Guru lainnya kaget melihat keadaan Obi yang basah kuyup dan tubuhnya di penuhi luka-luka, maka ibu Ani meminta Obi untuk istirahat saja. Namun Obi bersi keras untuk tetap menjalankan tugasnya sebagai pemimpin upacara… maka jadilah upacara hari itu sangat hikmat. Meski pelipis, siku dan lututnya terdapat luka yang cukup parah. Setelah upacara selesai Ibu Ani langsung membawa Obi ke ruang UKS. Untungnya obat-obatan dan perlengkapan P3k lumayan lengkap. Dan di obatilah luka-luka Obi si anak hebat ini.
Namun Ibu Ani tidak habis pikir, dengan luka yang bisa di bilang parah, Tersirat wajah bangga dan puas di wajah Obi. Di tambah lagi ketika Obi berkata” Alhamdulillah Saya telah menyelesaikan tugasku dengan lancar.”
Subhanallah Obi memang sosok anak yang sangat istimewa. Semoga kelak Engkau menjadi seseorang yang sukses, dan mampu memberi banyak manfaat kepada orang-orang di sekitarmu nak… Aamiin.

Sumber: http://www.dakwatuna.com/2013/09/23/39662/seragam-sekolah-obi/#ixzz2hy9weNet
Follow us: @dakwatuna on Twitter | dakwatunacom on Facebook

Selasa, 10 September 2013

Wafa Genap 2 tahun

Bismillah
Tiga hari yang lalu di Tgl 8 September 2013 Wafa Genap 2 tahun
Alhamdulillah ya Robb, bahagia rasanya Wafa semakin tumbuh, lincah dan cerdas. Tidak ada perayaan apa-apa sih, karena memang kami tidak ingin membiasakan merayakan hari ulang tahun. Hanya berharap doa keberkahan dan kebaikan dari Alloh Ta'ala selalu tercurah untuk putri sholihatku yang cantik dan cerdas.

Satu malam sebelumnya ka' nur, ka' sunar dan dzaky datang ke rumah sengaja untuk menginap. Mereka bawa kado untuk wafa yang dibungkus dengan kertas kado bergambar 'Hello Kity'. Wah subhanalloh, wafa dikasih kado. Ko ada rasa seneng yah di hati bundanya, padahal ini kado untuk wafa.  hehehe. Wafa buka kado itu pgi-pagi saat dia bangun tidur,  karena pas bangun dia langsung lihat kadonya. dan diapun berucap 'ini unya wafaaa' alias 'ini punya wafa'. Langsung deh dibukain sama bundanya.

Kado dibuka dengan pelan-pelan, khawatir kertas kadonya rusak. Maklum emak-emak, khan lain waktu bisa dimanfaatkan kembali kalau mau bungkus kado :D (*penghematan). Lumayan lama sih bukanya, sampai si wafa terlihat gregetan karena sudah tidak sabar ingin tau isi kadonya itu apa. Dan ternyata......
isi kadonya lucu, manis dan bermanfaat loh.. Kadonya Lampu tidur hello kity yang warnanya pink. Makasih banyak umi nuuuung, semoga umi nung di berikan rizki yang berkah dan banyak, Aamiin Ya Robb.

Langsung di coba deh dinyalain dan lampu kamarpun di matikan karena pengan lihat lampu tidurnya dalam kondisi lampu kamar mati. Waah cantiknya lampu tidur itu, si wafa makin seneng aja. Dan dia pun semangat memberitahu orang rumah termasuk abinya kalau dia punya lampu tidur yang cantik ^_^

Sekitar jam setengah tujuan abi keluar bareng wafa beli nasi uduk dan bubur untuk sarapan. Tapi bunda di dapur bikin tekwan yang baru pertama kali. Rencana kami hari itu mau ngajak berenang wafa dan dzaky. Mereka seneng sekali karena kami jadi berenang, eh gak semua sih yang berenang karena bunda dan opu dirumah. Biasa di dapur lagi nyobain bikin tekwan, jadi kalau mereka sudah pulang bisa langsung makan tekwannya deh.

Alhamdulillah bikin cendil tekwannya berhasil, tapi kuah tekwannya enath kenapa padahal sudah mengikuti resep tapi ko' tidak sama denga yang dibikin teman atau pun orang yang jualan yah...?/? Jadi rada sedih juga sih. Tapi ternyata kata abi enak, waaahhhh senangnya di bilang enak. Jadi hilang rasa lelahnya.

Yang penting tetap ikhtiar memberikan yang terbaik utnuk keluarga tercinta ^_^
Berkahi dan berikan Sakinnah itu di tengah keluarga kami Ya Robb
Aamiiiin



Rabu, 21 Agustus 2013

Temukan Mutiara Bakatnya, Asahlah hingga Berkilau Cahayanya


dakwatuna.com -

“Mulai sekarang, aku ga minta uang sama umi dan abi lagi…. Insya Allah aku bisa biayai kebutuhanku sendiri….” Ucapan itu keluar dari bibir anakku, remaja berusia 18 thn yang baru lulus smk th 2010.
Yah bagi orang lain mungkin kalimat itu terdengar biasa, tetapi bagi aku, ibu yang mengandung dan melahirkannya, mengasuh dan membesarkannya, kalimat itu menjadi sangat bermakna dan sangat istimewa.

Kurang Percaya Diri
Teringat aku akan masa kecilnya yang kesepian karena kami tinggal di sebuah rumah yang terletak di tengah kebun kosong di ujung tanah yang menanjak. Tak punya tetangga, hingga anak ku hanya bermain dengan belalang, kadal dan kucing. Tak ada teman seusia yang bisa mengajaknya bermain setiap hari. Hanya saat-saat tertentu saja jika kami berkunjung ke rumah sanak family barulah dia bisa bertemu dengan saudara saudaranya. Maka sampai saat ini anakku agak sulit menjalin hubungan social dengan orang baru, apalagi di lingkungan baru.
Masa kecilnya juga sering sakit-sakitan. Pencernaannya kekurangan enzim hingga tidak bisa menyerap lemak dan gula. Sudah berbagai terapi dan pengobatan kami coba, sampai ke dokter super spesialis gastro entrologi Prof. Dr Suharyono. Sekali konsultasi bisa memakan sepertiga gaji ayahnya. Tak heran anak ini bertubuh kurus tinggi. Dengan segala kekurangan itu anakku tumbuh dengan kepercayaan diri yang rendah.
Sebagai orang tua, tentu semua menginginkan anaknya tumbuh sehat cerdas dan berprestasi. Segala obsesi orang tua yang tak kesampaian kita sandangkan kepundak anak. Siapa sih orang tua yang tak ingin anaknya cerdas, matematikanya hebat, bahasa Inggrisnya mantap, tahfizh Qur’annya canggih. Tapi tolong… lihat lagi dengan cermat, apakah anak kita mampu mengemban segala obsesi dan harapan orang tuanya yang seabreg itu…? Tanpa kita pernah bertanya dan mengamati, apa bakat dan hobinya?
Aku juga mengalami hal ini. Aku sedih melihat nilai matematika anakku yang jeblok, nilai bahasa Inggrisnya merah, nilai IPA nya ambrol. Tiap hari aku menemani dan mengajarkan anakku pelajaran sekolah. Buku-buku pelajarannya aku baca, aku ringkas, aku buat menjadi catatan-catatan kecil. Ku bacakan di depan anakku sambil mengajaknya bermain. Hasilnya tidak terlalu menggembirakan.
Tidak naik kelas
Kelas lima SD anakku terancam tidak naik ke kelas enam karena nilai raportnya yang berangka merah lebih dari tiga mata pelajaran. Dalam rapat guru untuk menentukan kenaikan kelas tiap siswa, yang dihadiri oleh semua guru termasuk aku karena aku mengajar di sekolah tersebut, aku lihat wali kelasnya tidak berusaha membelanya sedikitpun, tidak adakah sisi positif dari anakku hingga bisa memberinya nilai lebih untuk memberinya kesempatan merasakan duduk di kelas enam? Satu-satunya guru yang membela anakku hanyalah guru agama. Dia mengatakan anakku berakhlak baik, tidak ada catatan kenakalan sama-sekali. Namun pembelaan ini tidak membawa hasil karena sang walikelas sudah tertutup hatinya untuk anakku. Sang Wali kelas memutuskan anakku tidak naik kelas.
Yah… itu yang ku alami sendiri di depan mataku, aku berusaha obyektif aku tak hendak membela anakku, aku tak bersuara dalam rapat itu, namun hatiku bergemuruh .
Harus ada alternative lain untuk anakku, tinggal kelas bukan satu-satunya jalan. Aku aku khawatir kepercayaan dirinya makin runtuh jika anakku tak naik kelas. Apalagi prestasi adiknya berbanding terbalik dengan dirinya.

Di sekolah yang sama adiknya jadi juara di kelasnya. Ku akui memang beberapa mata pelajaran dia lemah, tetapi bukan berarti anakku tak punya kelebihan, bukan berarti ia tak punya masa depan.
Akhirnya setelah berkonsultasi dengan keluarga aku menghadap kepala sekolah, aku ceritakan kondisi anakku dengan sedetilnya, sikap mindernya, tentang latar belakang masa kecilnya, tentang beberapa potensinya.Alhamdulillah kepala sekolah memenuhi harapanku. Jika dipaksakan anakku naik ke kelas enam, memang akan sangat memberatkannya, karena harus banyak mengejar ketertinggalan, padahal di SDIT dengan kurikulum yang padat dan waktu belajar full day, anakku akan kelelahan. Tak sanggup lagi dia ikut les remedial, karena setiap hari berangkat sebelum jam tujuh pagi dan pulang menjelang maghrib. Anak usia SD menghabiskan waktu untuk sekolah lebih dari 10jam termasuk jarak tempuh dari dan ke sekolah, melebihi orang dewasa bekerja yang hanya 8 jam.
 

Harus ku akui, tidak semua anak cocok bersekolah di SDIT. Dari peristiwa ini aku mengambil pelajaran, anakku harus dikurangi bebannya. Jika dia sekolah di SD negeri, dia akan punya banyak waktu untuk les remedial karena waktu belajarnya hanya setengah hari, maka sore dia bisa les untuk mengejar pelajaran yang tertinggal. Kepala sekolah merekomendasikan anakku bisa naik ke kelas enam dengan syarat pindah ke sekolah Negeri.
Lulus tes masuk SMP Negeri

Di SD Negeri Alhamdulillah anakku bisa lulus dengan nilai cukup baik, aku memintanya mencoba ikut tes masuk SMP Negeri sekedar untuk mengetahui prestasi belajarnya jika dibanding anak lain dari berbagai sekolah. Ternyata hasilnya baik. Dia diterima di SMP 17, namun tidak kami ambil karena kami sudah memutuskan anakku masuk pesantren untuk membekalinya dengan agama yang memadai. Kami telah memilih pesantren yang tidak terlalu banyak muridnya agar tiap santri dapat terpantau prestasi akademiknya dan mendapat perhatian secara individual dan maksimal oleh guru-gurunya.
Di pesanten menjelang kelas tiga pada umumnya anak-anak mengalami stress,karena UN benar-benar menjadi momok yang menakutkan. Demikian pula dengan anakku, dia ingin pindah sekolah seperti dulu waktu kelas lima di SDIT pindah ke SD Negeri pada waktu kelas enam. Aku berkonsultasi dengan para guru, wali kelas, wali asrama, dan kepala sekolah. Wali kelas nya menyerahkan dua buku tulis penuh dengan gambar goresan tangan anakku yang mirip komik. Ni bu… siap terbit…” seloroh wali kelasnya. Rupanya disela-sela aktifitas pesantren dia menuangkan kreatifitasnya di atas buku tulis itu.

Sebenarnya aku sudah melihat bakat ini sejak di SD, namun karena aku sibuk mengajarkan mata pelajaran yang tertinggal, maka bakat gambar ini kurang tergali ditambah lagi rasa percaya diri anakku sangat rendah, jadilah bakat itu hanya berkembang seadanya.
Aku melihat dan menemukan kecerdasan anakku. Dia harus dimasukkan ke sekolah yang mengutamakan pengembangan skill menggambar, bukan saint , bukan hafalan. Ku bisikkan ke telinga anakku:
”Sayang… Ummi akan carikan sekolah yang tepat sesuai bakatmu, walaupun harus di luar kota Balajarlah dengan tekun dan tenang untuk persiapan UN, sesudah lulus SMP kamu akan bersekolah sesuai dengan bakatmu, tidak ada lagi momok matematika yang menyeramkan, IPA yang menyebalkan.”
Setelah pencarian selama enam bulan, akhirnya aku menemukan sekolah yang pas untuk anakku SMK ANIMASI di DEPOK.
 

Alhamdulillah dia sangat bersemangat. Perlahan lahan rasa kepercayaan dirinya mulai tumbuh. Terlebih saat kelas tiga dia terpilih mewakili sekolah umtuk ikut lomba uji kompetensi yang diadakan oleh Diknas se Kota Depok . Karyanya mengangkat tema tentang kesenjangan social antara si miskin dan si kaya di negeri ini, dalam bentuk gambar animasi. Hasil karyanya mendapat juara pertama. Alhamdulillah… kami sangat bersyukur dan bangga. Anakku yang saat kelas lima SD divonis tidak naik kelas oleh wali kelasnya, kini tampil mengharumkan nama sekolah, membanggakan wali kelas, para guru, kepala sekolah dan tentu saja aku… ibu kandungnya.

Wajahnya terpampang di Koran MONITOR DEPOK, wartawan sengaja datang ke sekolahnya untuk mengapresiasi hasil karya dan prestasinya.
Atas prestasi tersebut dia mewakili kota Depok untuk lomba yang sama di tingkat propinsi Jawa Barat. Di sini dia menggondol juara tiga.
Alhamdulillah dari prestasi ini dan fortofolio selama dia mengenyam pendidikan di SMK Animasi, anakku bisa diterima magang bekerja di sebuah perusahaan iklan. Bersamaan dengan itu, dia kuliah di BSI jurusan ADVERTISING.
Selama magang dia sering merasa frustasi karena hasil karyanya /gambarnya selalu dikritik oleh atasannya. Aku terus memberinya semangat, ku katakan: “Bos mu itu sangat baik,… Beliau sedang memberimu pelajaran berharga, mendidik mentalmu agar tidak cepat puas dengan hasil karyamu, Beliau sedang menggali potensimu dan mendulang mutiara yang terkubur di dalam dirimu. Seraplah semua ilmu yang ada pada diri atasanmu, karena di sanalah kampusmu yang sebenarnya. Kampus yang akan mencetakmu menjadi apa yang kamu inginkan, yaitu menjadi seorang ANIMATOR handal.

Bekerja di Production Hause
Setelah tujuh bulan magang anakku diangkat menjadi pegawai dan mendapatkan honor, namun itu ada imbal baliknya, dia harus membayarnya dengan menghabiskan waktunya di kantor bekerja lebih giat dan tekun bahkan sering harus begadang dan menginap di kantor.
Yah… anakku yang kutilang (kurus tinggi langsing) yang terseok- seok masa SD-nya kini tampil percaya diri. Dia mulai menyusun mozaiknya sendiri, menyempurnakan mozaik yang telah kususun bersama nya.
Dia berobsesi akan memiliki perusahaan periklanan yang dapat memproduksi iklan berkarakter dan dapat membuka lapangan kerja bagi teman-temannya.
Sekarang hampir tak ada waktu baginya untuk bermain dan berenang-senang seperti remaja seusianya.Kesibukan antara kerja dan kuliah menyebabkannya  jarang pulang. Kadang aku baru bertemu dengannya setelah tiga hari.
Sambil berseloroh saya katakan kepadanya “Rumah pertamamu di kantor, karena tiap hari kamu kerja dan tidur di sana, rumah kedua di kampus karena 4-7 jam kamu belajar di sana dan rumah ketigamu di sini bersama umi, abi dan adik-adikmu karena hanya tiga hari sekali kamu singgahi.


“Dalam usia 18 tahun kamu sudah punya mimpi jadi pengusaha. Ummi bangga padamu”.
Aku terus belajar untuk menjadi orang tua, dari seminar, buku, bertanya kepada siapa saja terutama menggali dari orang yang lebih berpengalaman menjadi orang tua. Karena tidak pernah ada sekolah /pendidikan dengan jurusan yang menelurkan lulusannya dengan gelar “menjadi orang tua teladan” .
Setiap penggalan kehidupan anak adalah bagian dari kepingan mozaik, yang jika disusun dengan cermat akan menjadi lukisan yang indah. Setiap orang tua berperan besar menentukan desain kepingan mozaik itu, demikian juga lingkungan tempat dia dibesarkan. Maka kenalilah karakter dan bakat anak –anak kita supaya kita bisa mengarahkan dan membimbingnya menjadi mutiara –mutiara indah yang memancarkan kilau cahayanya.

Setiap anak adalah unik, biarkan dia menjadi dirinya sendiri. Allah menganugerahkan berbagai kecerdasan dan bakat yang berbeda pada setiap anak.
Menurut pakar pendidikan ada Sembilan kecerdasan, setiap anak memiliki
minimal lebih dari dua kecerdasan bahkan lebih . Tugas orang tualah untuk menemukan aneka bakat dan kecerdasan itu untuk di asah , diarahkan dan dibimbing supaya muncul dan berkembang memancarkan kilaunya.

Sebagian besar anak seusianya masih bingung .. kemana arah cita-citanya? Akan jadi apa kelak? Bahkan dengan nilai UN yang tinggi sekalipun, banyak anak yang gamang. Namun Hari ini aku menyaksikan kemantapan anakku menyusun langkah masa depannya. Kariernya membentang di depan mata. Dalam usia remaja dia sudah bisa mandiri. Kuliah dengan biaya sendiri. Punya sepeda motor hasil keringat sendiri, punya laptop untuk menunjang kreatifitasnya seharga Rp 11juta, hasil jerih payahnya. Bahkan dia masih bisa bantu biaya sekolah adik-adiknya, bantu belanja dapur ibunya.
Sekarang kepercayaan dirinya makin kuat, makin banyak relasi yang bisa dibangun, makin banyak job yang dia dapat. Ada desain cover buku, Lay out buku, Video Bumper untuk bahan presentasi perusahan, Profil perusahaan dan lain-lain.

Padahal usia SD dia terancam tak naik kelas, penyakitan, minder, pemalu. Hari ini dia jadi kebanggaan orang tuanya, kesayangan adik-adiknya.
Ya Allah… sujud ku takkan cukup untuk mengungkap rasa syukurku.

Pelajaran/ Hikmah yang dapat dipetik:
1.Jangan Bunuh Mimpi Anak- Anak Kita
Sering kali anak berceloteh tentang mimpi/imajinasinya, lalu kita orang dewasa di lingkungan anak tersebut ( bisa orang tua/guru/teman)meremehkan cita-citanya.
Misalnya seorang anak bermimpi akan menjadi seorang direktur utama sebuah hotel berbintang terkenal. Dia ceritakan mimpinya itu kepada semua orang yang ditemuinya. Sayang tidak ada yang menanggapi dengan positif ceritanya itu.
 

”Khayalanmu terlalu tinggi tidak berkaca pada diri sendiri” begitu biasanya orang berkomentar. Anak itu jadi putus asa karena orang-orang di sekitarnya telah membunuh mimpinya.
“Bersikaplah realistis! siapa dirimu? Dari mana asalmu?” ejek teman-teman nya. Anak itupun frustasi dan mengubur mimpinya.
(lepas SMA, kembali anak itu bertekad menyusun mimpinya, dari Mesir dia merantau ke Canada mengambil kuliah perhotelan sambil bekerja di restoran sebagai pencuci piring, setelah beberapa tahun melewati ujian dan cobaan, dia berhasil meraih mimpinya jadi direktur hotel bintang lima. Setelah sukses dia menuliskan pengalamannya dan menerbitkan bukunya yang juga sukses hingga diterjemahkan ke 5 bahasa. Dia pun sukses menjadi seorang motifator dunia. Dialah Ibrahim EL Fiki)


Tanpa sadar kita telah membunuh imajinasi anak, seharusnya kita menanggapinya dengan positif, kita hargai mimpinya dengan membuka wawasannya tentang hal-hal yang terkait dengan mimpinya itu. Karena itu adalah bagian dari mozaik indah yang sedang disusunnya. Kita bantu carikan sekolah/ pelatihan yang menunjang kearah tercapainya mimpi tersebut, kita kawal dan dampingi saat dia menghadapi berbagai kendala dan kesulitan, karena di situ kita sedang bersama-sama menyusun mozaiknya. Sampai suatu jalan kesuksesan terbentang di hadapannya, saat itulah dia menyempurnakan mozaiknya dan menunjukkan keindahannya kepada dunia.

2. Setiap anak adalah Unik, kenali dan asah bakatnya
Jangan sama ratakan perlakuan kepada setiap anak. Karena mereka punya kecenderungan dan bakat yang berbeda. Kadang bagi kita orang tua sering merasa paling tahu tentang anak kita. Atau kita mengambil keputusan untuk menyekolahkannya dengan sudut pandang orang tua. Bahkan mengenyampingkan suara hati anak.
Anak juga jangan terlalu dibebani dengan segala obsesi dan cita-cita orang tua yang belum kesampaian. Jangan terlalu dibebani dengan aneka les tambahan, sehingga merengut waktu bermain anak.
Ada kisah nyata seorang ustazd memasukkan anaknya di pesantren tempat dia dulu mengenyam pendidikan. Anak tersebut tidak mampu dan tidak mau bersekolah di tempat tersebut. Namun suara anak ini tidak pernah didengar sang ayah. Akhirnya anak tersebut protes dengan caranya sendiri. Dia sering bolos sekolah , berusaha kabur dari pesantren dan sebagainya. Akhirnya anak itu tidak menjadi seperti yang diharapkan orang tuanya, juga tidak menjadi dirinya sendiri. Waktu terbuang demikian lama, biaya terbuang demikian besar, anak itu jadi kuli panggul di pasar.

3. Tidak semua anak cocok untuk bersekolah Full Day
Hanya anak yang punya kesehatan fisik dan kecerdasan akademis yang mampu untuk masuk sekolah Full Day. Untuk anak tertentu yang sering sakit-sakitan, prestasi akademiknya kurang memadai sebaiknya dimasukkan ke sekolah yang tidak terlalu berat beban kurikulumnya.
Jangan karena alas an sekalian dengan kakak adiknya, biar mudah antar jemputnya menyebabkan orang tua memasukkan semua anak ke sekolah yang sama.

4. Kenali bakat dan kecenderungan anak
Ini sangat penting, karena akan menjadi titik awal perjalanan karier dan kesuksesan mereka di masa depan. Jika anak memiliki kecerdasan diatas rata-rata. Sering jadi juara kelas, itu sih harapan semua orang tua dan seolah menjalani masa depan seperti jalan tol.
(Untuk para orang tua, mari kenali bakat anak kita dan susunlah mozaik bersamanya, anak adalah mutiara yang terpendam gali dan asahlah lah, agar mutiara itu memancarkan kilaunya.




Penulis Ruqoyah

Catt:Mb Ruqoyah, pengalaman mb indah abadikan di blog sederhana ini. Semoga siapa aja yang membacanya mendapat manfaat yg berarti. Terutama untuk keluarga indah, baca ini jadi inget si wafa sholihat ^_^, Jazakillah yah mb Ruqoyah


Selasa, 20 Agustus 2013

Muliakanlah Anak Perempuanmu!






“Barangsiapa yang diberi cobaan dengan anak perempuan kemudian ia berbuat baik pada mereka, maka mereka akan menjadi penghalang baginya dari api neraka,” (HR. Al-Bukhari no. 1418 dan Muslim no. 2629).
ANAK laki-laki ataupun perempuan sama saja. Tetap tahukah Anda, Rasul menyebutkan sebuah kecenderungan orang tua yang menyukai seorang anak laki-laki. Sebagaimana dikatakan Rasulullah dalam hadits ‘Aisyah :
Al-Imam An-Nawawi menjelaskan bahwa Rasulullah SAW menyebutnya sebagai ibtila’ (cobaan), karena biasanya orang tidak menyukai keberadaan anak perempuan. (Syarh Shahih Muslim, 16/178)
Bahkan dulu pada masa jahiliyah, orang bisa merasa sangat terhina dengan lahirnya anak perempuan. Sehingga tergambarkan dalam firman Allah  SWT:
“Dan apabila seseorang dari mereka diberi kabar gembira dengan kelahiran anak perempuan, merah padamlah wajahnya dan dia sangat marah. Dia menyembunyikan diri dari orang banyak karena buruknya berita yang disampaikan kepadanya. Apakah dia akan memelihara anak itu dengan menanggung kehinaan ataukah akan menguburkannya hidup-hidup di dalam tanah? Ketahuilah, betapa buruknya apa yang mereka tetapkan itu.” (An-Nahl: 58-59)
Islam sangat memuliakan anak perempuan. Allah SWT yang menganugerahkan anak perempuan telah menjanjikan surga bagi hamba-Nya yang berbuat kebaikan kepada anak perempuannya.
‘Aisyah pernah mengatakan: Seorang wanita miskin datang kepadaku membawa dua anak perempuannya, maka aku memberinya tiga butir kurma. Kemudian dia memberi setiap anaknya masing-masing sebuah kurma dan satu buah lagi diangkat ke mulutnya untuk dimakan. Namun  kedua anak itu meminta kurma tersebut, maka si ibu pun membagi dua kurma yang semula hendak dimakannya untuk kedua anaknya. Hal itu sangat menakjubkanku sehingga aku ceritakan apa yang diperbuat wanita itu kepada Rasulullah. Beliau  berkata: “Sesungguhnya Allah telah menetapkan baginya surga dan membebaskannya dari neraka.” (HR. Muslim no. 2630)
Dalam riwayat dari Anas bin Malik, Rasulullah juga menyebutkan kedekatannya dengan orang tua yang memelihara anak-anak perempuan mereka dengan baik kelak pada hari kiamat:
“Barangsiapa yang mencukupi kebutuhan dan mendidik dua anak perempuan hingga mereka dewasa, maka dia akan datang pada hari kiamat nanti dalam keadaan aku dan dia (seperti ini),” dan beliau mengumpulkan jari jemarinya. (HR. Muslim no. 2631).
Al-Imam An-Nawawi  menjelaskan, hadits-hadits ini menunjukkan keutamaan seseorang yang berbuat baik kepada anak-anak perempuannya, memberikan nafkah, dan bersabar terhadap mereka dan dalam segala urusannya. (Syarh Shahih Muslim, 16/178)
Masih berkenaan dengan keutamaan membesarkan dan mendidik anak perempuan, seorang shahabat, ‘Uqbah bin ‘Amir  pernah mendengar Rasulullah  bersabda:
“Barangsiapa yang memiliki tiga orang anak perempuan, lalu dia bersabar atas mereka, memberi mereka makan, minum, dan pakaian dari hartanya, maka mereka menjadi penghalang baginya dari api neraka kelak pada hari kiamat.” (Dikatakan oleh Asy-Syaikh Al-Albani dalam Shahih Al-Adabil Mufrad no. 56: “Shahih”)
Seorang anak yang terlahir di atas fitrah ini siap menerima segala kebaikan dan keburukan. Sehingga dia membutuhkan pengajaran, pendidikan adab, serta pengarahan yang benar dan lurus di atas jalan Islam. Maka hendaknya kita berhati-hati agar tidak melalaikan anak perempuan yang tak berdaya ini, hingga nantinya dia hidup tak ubahnya binatang ternak. Tidak mengerti urusan agama maupun dunianya. Sesungguhnya pada diri Rasulullah ada teladan yang baik bagi kita. (Al-Intishar li Huquqil Mukminat, hal. 25)
Bahkan ketika anak perempuan ini telah dewasa, orang tua selayaknya tetap memberikan pengarahan dan nasehat yang baik. Ini dapat kita lihat dari kehidupan seseorang yang terbaik setelah Rasulullah, Abu Bakr Ash-Shiddiq , dalam peristiwa turunnya ayat tayammum. Diceritakan peristiwa ini oleh ‘Aisyah:
“Kami pernah keluar bersama Rasulullah  dalam salah satu safarnya. Ketika kami tiba di Al-Baida’ –atau di Dzatu Jaisy– tiba-tiba kalungku hilang. Rasulullah pun singgah di sana untuk mencarinya, dan orang-orang pun turut singgah bersama beliau dalam keadaan tidak ada air di situ. Lalu orang-orang menemui Abu Bakr sembari mengeluhkan, “Tidakkah engkau lihat perbuatan ‘Aisyah? Dia membuat Rasulullah dan orang-orang singgah di tempat yang tak ada air, sementara mereka pun tidak membawa air.” Abu Bakr segera mendatangi ‘Aisyah. Sementara itu Rasulullah sedang tidur sambil meletakkan kepalanya di pangkuanku. Abu Bakr berkata, “Engkau telah membuat Rasulullah dan orang-orang singgah di tempat yang tidak berair, padahal mereka juga tidak membawa air!” Aisyah melanjutkan, “Abu Bakr pun mencelaku dan mengatakan apa yang ia katakan, dan dia pun menusuk pinggangku dengan tangannya. Tidak ada yang mencegahku untuk bergerak karena rasa sakit, kecuali karena Rasulullah sedang tidur di pangkuanku. Keesokan harinya, Rasulullah bangun dalam keadaan tidak ada air. Maka Allah turunkan ayat tayammum sehingga orang-orang pun melakukan tayammum. Usaid ibnul Hudhair pun berkata, “Ini bukanlah barakah pertama yang ada pada kalian, wahai keluarga Abu Bakr.” ‘Aisyah berkata lagi, “Kemudian kami hela unta yang kunaiki, ternyata kami temukan kalung itu ada di bawahnya.” (HR. Al-Bukhari no. 224 dan Muslim no. 267)
Al-Imam An-Nawawi t mengatakan bahwa di dalam hadits ini terkandung ta`dib (pendidikan adab) seseorang terhadap anaknya, baik dengan ucapan, perbuatan, pukulan, dan sebagainya. Di dalamnya juga terkandung ta`dib terhadap anak perempuan walaupun dia telah dewasa, bahkan telah menikah dan tidak lagi tinggal di rumahnya. (Syarh Shahih Muslim, 4/58).
Jadi, punya anak perempuan? Bersyukur, dan muliakanlah ia.

Kamis, 15 Agustus 2013

Kisah Imam Syafi'i dan Ibundanya

di copy dari “ Islamic Motivation Center “ 
Imam an-Nawawi pernah menceritakan bagaimana peran orangtua perempuan di belakang penguasaan Imam Syafi‘i terhadap fiqh. Ibu Imam Syafi’i adalah seorang wanita berkecerdasan tinggi tapi miskin. Namun bisa dikatakan kesetiaannya berada di belakang sang anak lah yang menjadikan Imam Syafi’i menjadi ilmuwan sejati hingga saat ini.

Di Mekkah, Imam Syafi ‘i dan ibunya tinggal di dekat Syi‘bu al-Khaif. Di sana, meski hidup tanpa suami, sang ibu telah sukses menerjemahkan visi jangka panjang untuk membawa nama harum sang anak ke hadapan Allahuta’ala. Sekalipun hidup dalam sebatang kara, hal itu tidak menghalangi sang ibu untuk menempatkan anaknya dalam kultur pendidikan agama yang terbaik di Mekkah.

Sang ibu sadar, ia tidak memiliki banyak uang, namun kecintaananya terhadap Allah dan buah hatinya, sang ibu meluluhkan hati sang guru untuk rela mengajar Imam Syafi’i meski tanpa bayaran.

Sekalipun hidup dalam kemiskinan, kecintaan Imam Syafi’i tak sama sekali membuatnya pantang menyerah dalam mencintai Islam dan menimba ilmu. Beliau sampai harus mengumpulkan pecahan tembikar, potongan kulit, pelepah kurma, dan tulang unta semata-mata demi kecintaannya dalam menulis Islam. Sampai-sampai tempayan-tempayan milik ibunya penuh dengan tulang-tulang, pecahan tembikar, dan pelepah kurma yang telah bertuliskan hadits-hadits Nabi.

Hingga pada usia sebelum beranjak ke 15 tahun, Imam Syafi’i menceritakan hasratnya kepada sang ibu yang sangat dikasihinya tentang sebuah keinginan seorang anak untuk menambah ilmu diluar Mekkah. Mulanya sang bunda menolak. Berat baginya melepaskan Syafi’i, dalam sebuah kondisi dimana beliau berharap kelak Imam Syafi’i tetap berada bersamanya untuk menjaganya di hari tua.

Namun demi ketaatan dan kecintaan Syafi’i kepada Ibundanya, maka mulanya beliau terpaksa membatalkan keinginannya itu. Meskipun demikian akhirnya sang ibunda mengizinkan Imam Syafi’i untuk memenuhi hajatnya untuk menambah Ilmu Pengetahuan ke luar kota.

Sebelum melepaskan Syafi’i berangkat, ibunda Imam Syafi’i menjatuhkan doa ditengah rasa haru orangtua kandung memiliki anak yang telah jatuh hati pada ilmu,

“Ya Allah Tuhan yang menguasai seluruh Alam! Anakku ini akan meninggalkan aku untuk berjalan jauh, menuju keridhaanMu. Aku rela melepaskannya untuk menuntut Ilmu Pengetahuan peninggalan Pesuruhmu. Oleh karena itu aku bermohon kepadaMu ya Allah permudahkanlah urusannya. Peliharakanlah keselamatanNya, panjangkanlah umurnya agar aku dapat melihat sepulangnya nanti dengan dada yang penuh dengan Ilmu Pengetahuan yang berguna, amin!”

Setelah usai berdo’a, sang ibu memeluk Syafi’i kecil dengan penuh kasih sayang bersama linangan air mata membanjiri jilbabnya. Ia sangat sedih betapa sang anak akan segera berpisah dengannya. Sambil mengelap air mata dari wajahnya, sang ibu berpesan,

“Pergilah anakku. Allah bersamamu. Insya-Allah engkau akan menjadi bintang Ilmu yang paling gemerlapan dikemudian hari. Pergilah sekarang karena ibu telah ridha melepasmu. Ingatlah bahwa Allah itulah sebaik-baik tempat untuk memohon perlindungan!” Subhanallah

Selepas mendengar doa itu, Imam Syafi’i mencium tangan sang ibu dan mengucapkan selamat tinggal kepada ibunya. Sambil meninggalkan wanita paling tegar dalam hidupnya itu, Imam Syafi’i melambaikan tangan mengucapkan salam perpisahan. Ia berharap ibundanya senantiasa mendo’akan untuk kesejahteraan dan keberhasilannya dalam menuntut Ilmu.

Imam Syafi’i tak sanggup menahan sedihnya, ia pergi dengan lelehan airmata membanjiri wajahnya. Wajah yang mengingatkan pada seorang ibu yang telah memolesnya menuju seorang bergelar ulama besar. Ya ulama besar yang akan kenang sampai kiamat menjelang.

Itulah peran yang ditopang seorang ibu yang selalu memasrahkan buah hatinya kepada Allah berserta kekuatan tauhid yang menyala-nyala. Inilah karakter sejati seorang ibu yang telah menyerahkan jiwa raga anaknya hanya kepada ilmu. Menyerahkan segala aktivitasnya dalam rangka pengabdian kepada Allah. Dari mulai ia melahirkan, mengasuhnya tanpa suami, membesarkannya, hingga mengantar Syafi’i menjadi Imam Besar Umat Islam hingga kini.

Semoga bermanfaat bagi yang membacanya .....

Doa tuk Wafa di 'ied Mubarok 1434H

8 Syawal 1434H / 15 Agustus 2013

Ya Robb, gak kerasa wafa udah mau 2 tahun klo di hitung tahun masehi, tapi klo dari tanggalan islam pas banget hari ini wafa 2 tahun yang lalu lahir. karena dia lahir pas tanggal 8 Syawal 1432H.

Anak bunda makin lincah dan cerdas aja, sudah banyak kosakata yang dia tau.
Selalu bunda limpahkan doa untuk putri sholihatku "Wafa Syaamilah El Hakim", semoga dia menjadi anak yang bersinar terang di manapun ia berada. Bersinar dalam setiap aspek, yaitu ilmunya, kesehatannya, rizkinya dan terutama Ibadahnya kepada Alloh Ta'ala.

Ramadhan ini bunda liat di televisi ada salah satu acara yang menurut bunda bagus banget, Hafidz Indonesia.
Di situ anak-anak kecil yang usianya belum masuk akhil baligh dengan mudahnya melantunkan ayat-ayat Alloh Ta'ala tanpa melihat Al Qur'annya langsung. Subhanalloh, Maha Suci Engkau Ya Alloh yang menciptakan makhluk..

Bunda ingiiiiiiin sekali wafa bisa menjadi seorang hafidzhoh. Seseorang yang tertanam kokoh dihatinya untuk menjaga kalimatulloh berupa Al Qur'an. Terang jalan hidup wafa, karena wafa menjadikan Al Qur'an sebagai Huda/petunjuk dan Al Furqon/pembeda antara haq dan yang bathil serta As Syifaa sebagai obat segala penyakit.

Banyak keinginan bunda terhadap wafa, tapi mungkin bunda terlalu
egois kalo bunda ungkapkan semua. Bunda ingin sekali wafa bisa jadi Dokter yang cerdas, bersahaja, lembut terhadap orang yang lemah dan tegas terhadap orang yang sombong.  Tapi jikalau suatu saat wafa ternyata tidak senang menjadi dokter, bunda ikhlas. Yang terpenting wafa menjadi orang yang manfaat di manapun wafa berada, Aaamiiin Ya Robb

Bunda pernah baca juga kisahnya Imam Syafi'i, Subhanalloh.. Seorang imam besar yang di didik oleh hanya seorang ibu. Ibundanya gigih dan bertekad menjadikan anaknya seorang Ilmuwan sejati yang akhirnya berhasil, meskipun ia dari kalangan miskin. Nanti bunda minta wafa baca yah sirroh beliau, banyak pelajaran yang bisa kita ikuti nak'

Ada satu doa ibunda Imam Syafi'i kepada anaknya saat imam Syafi'i hendak meninggalkan ibunya sendirian demi meniti ilmu. Sengaja bunda simpan dalam blog bunda ini, agar tidak terlupakan. Doa ini pun bunda ikuti untuk mendoakan putri bunda sholihat "Wafa" ketika nanti menuntut ilmu. Doanya yaitu :

“Ya Allah Tuhan yang menguasai seluruh Alam! Anakku ini akan meninggalkan aku untuk berjalan jauh, menuju keridhaanMu. Aku rela melepaskannya untuk menuntut Ilmu Pengetahuan peninggalan Pesuruhmu. Oleh karena itu aku bermohon kepadaMu ya Allah permudahkanlah urusannya. Peliharakanlah keselamatanNya, panjangkanlah umurnya agar aku dapat melihat sepulangnya nanti dengan dada yang penuh dengan Ilmu Pengetahuan yang berguna, amin!”

“Pergilah anakku. Allah bersamamu. Insya-Allah engkau akan menjadi bintang Ilmu yang paling gemerlapan dikemudian hari. Pergilah sekarang karena ibu telah ridha melepasmu. Ingatlah bahwa Allah itulah sebaik-baik tempat untuk memohon perlindungan!” 

Subahanlloh, sungguh indah untaian doa ibunda Imam Syafi'i 
Semoga Wafa Syaamilah El Hakim menjadi Bintang Ilmu yang paling Gemerlap di kemudian hari yah nak.

Bunda dan Abi sayang wafa selalu karena Alloh Ta'ala
 

Senin, 08 Juli 2013

Sembuhkan Wafaku Ya Robb



Wafa sakit,
badannya rada anget dan gak mau makan. Muka wafa datar, jarang sekali dia mengoceh dan tersenyum. (T__T) :( :( :(

Padahal, hampir tiap hari wafa gak bisa diem untuk sering berbicara, bertanya dan bernyanyi. Sedih rasanya melihat wafa murung seperti itu. Awalnya bunda dan abi ga tau wafa sakit apa spesifiknya. Setiap kali di kasih makan wafa menolak dan menangis. Sampai saat kami menjenguk kakeknya wafa, disana wafa dibelikan bubur tapi tetap menolak padahal sore itu wafa belum makan.

Kakek wafa bilang, mungkin dia sariawan jadi yang enak bagi dia cuma air aja. Kakek menyarankan untuk di senter mulutnya. Dan ternyata di mulut wafa banyak sekali sariwannya, Ya Robb..., sedih dan kaget banget kami mengetahui hal ini. Sariwannya lebih dari 3, ada di bibir dinding mulut dan dekat daerah tenggorokan.

Wafa semenjak lahir sampai saat kemaren kami tahu, dia tidak pernah sariawan. Muka abi langsung berubah, ini yang membuat wafa gak mau makan dan mukanya datar karena menahan sakit akibat sariawan yang ada di mulutnya.

Pulang dari rumah kakek, kami langsung ke apotik untuk membeli obat sariawan. Sampai dirumah, kami harus berusaha bisa membujuk wafa makan. wafa suka sekali sama bakso, abi beli bakso di swalayan sedang bunda yang buatin kuahnya. Alhamdulillah wafa mau makan, meskipun nasi yang masuk cuma sedikit  (T  T)
Abi juga beli jus jeruk, supaya sariawan wafa cepat sembuh. Setelah itu, baru kami memberikan obat. Ya Robb, kasihan sekali wafa meronta, menolak untuk doleskan obat sariawan. Tapi ini harus dilakukan, abi memegang wafa supaya obat bisa dioleskan. Bunda liat abipun menahan perih dan sedih, melihat wafa meronta-ronta.

Yaaa Robb,
Sembuhkanlah anak kami
bidadari kecil kami, penyejuk hati kami Wafa Syaamilah El Hakim

AllaaHumma rabbannaasi adzHibil ba’sa isyfi antasy syaafii, laa syifaa-a illaa syifaa-uka syifaa-an laa yughaadiru saqamaa (wahai Allah Tuhan semua manusia, hilangkanlah penyakit, sembuhkanlah karena hanya Engkaulah yang dapat menyembuhkan, tiada kesembuhan kecuali kesembuhan dari-Mu, kesembuhan yang tidak dihinggapi penyakit lagi). (HR Bukhari dan Muslim)karena Engkaulah sebaik-baik Penyembuh

Rabu, 19 Juni 2013

wafa hafal huruf hijaiyah di 21 bln

Alhamdulillah tgl 17 juni kemaren wafa sambil bernyanyi dia menyebutkan satu demi satu huruf hijaiyah. Meskipun belum terlalu jelas, tapi dari semuanya yg disebutkan benar semua.
 Ya Robb jadikan anak hamba anak ysang sholehah, cerdas, sehat, menjadi hafidzoh quran dan seorang dokter cantik nan baik hati ^_^

aamiiiin Ya Robbal'alamiin

Selasa, 18 Juni 2013

Sepasang Tangan yang Indah

Bismillah...

2 hari kemaren karena tidak ada jemputan kantor jadinya indah naik jemputan kantor lain yang searah. Alhamdulillah, pertolongan Alloh selalu datang jika kita husnuzhon dan mau ikhtiar. Memang berasa banget kalau tidak ada jemputan. Telpon sini, sms sana, tanya sana sini demi mendapatkan tumpangan. Maklum belum punya mobil, Mudah-mudahan tahun 2014 keluarga kecil kami di beri kepercayaan oleh Alloh Ta'ala untuk memiliki mobil. Aaamiiiin ^_^

Dalam ikhtiar mencari tumpangan untuk berangkat ataupun pulang kantor ada suka dukanya juga sih. Ada yang menjawab tidak bisa, awalnya tidak bisa berubah jadi bisa dan ada juga yang langsung mengiyakan untuk di tumpangin. Dalam perjalanan dalam kendaraan ada rasa gak enakannya, kata orang jawa solo si nyebutnya "pekewoh". Klo naik mobil teman pribadi, yang ada diem kecuali di ajak ngomong. jadi terasa kaku. terus kalau kondisi lagi ngantuk berat berusaha untuk tidak tertidur, karena gak enak dong udah numpang ehhh malah tidur, enak bener disupirin berasa mobilnya milik pribadi kita aja. hehehe ... ^_*

Terus kadang berandai-andai, klo numpang sama teman yang suami istri. khan posisi duduk kita di belakang tuh, jadi ngeliat langsung klo mereka duduknya di depan. udah deh ngayal, kapan yah bisa duduk di depan berdua sampingnya si abi yang ngedarain.Langsung aja deh berdoa gak mau rugi, sambil ngayal supaya ada nilainya. "Ya Robb, semoga aku dan keluarga memiliki kendaraan mobil yang berkah" aamiin

oh iya, perasaan dari tadi gak nyambung tulisan dari awal dengan tema diatas, hihihi
yang ada curcol mulu. oke deh sekarang serius untuk nulis sesuai dengan tema dan niat dari awal nulis tema " Sepasang Tangan yang Indah"

Ide nulis ini juga berawal dari numpang jemputan kantor lain saat berangkat kerja ( Wah...kaya'nya sekarang ada kaitannya dengan sedikit uraian diatas deh...   :P )
Karena numpang di jemputan kantor lain, udah pasti ketemu dengan orang yang belum pernah kenal. Nah saat itu indah duduk di bangku 2 belakang driver, sengaja ambil posisi yang nyaman dan itu di dekat jendela. Pa wirto sebagai driver selalu berhenti di tempat orang yang mau ikut jemputan, Nah naiklah seorang perempuan cantik terurai rambutnya yang menurut indah rambutnya bagus. Pas naik, langsung tercium bau harum yang berasal dari perempuan itu. Baunya gak hilang-hilang sampe menuju ke kantor, Alhamdulillahnya farfumnya gak pusing klo kecium.

Saat indah sedang pegang hp, posisi tangan indah sengaja di taro di atas paha. Lapang pandang indah sampai ke arah perempuan itu dan diapun sedang memegang hp. setelah selesai melihat-lihat hp dengan segala aktifitas, yah bales SMS, BBM dan yang lainnya. Gak sengaja melihat kearah tangan perempuan disamping indah. Subhanalloh tangannya indah sekali, kulitnya putih bersih, jari jemarinya lentik. Terpasang cincin kupu-kupu dan gelang yang senada warnanya. Setelah melihat tangan itu, langsung ada rasa ingin sekali memiliki sepasang tangan yang indah itu.

Sekarang pandangan tertuju pada tangan indah sendiri, warnanya terlihat gelap, tidak lentik dan sudah dipake pelembab pun masih terlihat kusam karena sering terkena paparan matahari klo lagi naik motor dll.
Astaghfirulloh...., kenapa jiwa ini tidak bersyukur dan tidak pernah puas yah...
Segera banyak-banyak beristighfar dan bertahmid untuk memuji Alloh Sang Maha Sempurna dalam menciptakan Makhluknya.

Dari kedua tangan ini lah indah dapat berbuat banyak,
Membelai wafa dan abi,  memegang tangan abi untuk salim, menyiapkan makanan untuk keluarga, memandikan wafa, bekerja di bidang kesehatan, Membersihkan rumah, memberikan hak orang lain dari harta kami dll. Luar biasa banyak sekali hal-hal apa saja yang bisa dilakukan oleh kedua tangan ini. Dan tidak akan hadir tanpa kedua tangan ini yang jari jemarinya menari-nari diatas keyboard komputer demi menghasilkan tulisan ini.  Jumlah tangan ini Alhamdulillah Alloh anugerahkan sempurna lengkap dengan 10 jari jemarinya.

Bersyukurlah indah...

Banyak orang yang diluar sana,  mereka menginginkan kedua tangannya lengkap, kalaupun tangan sudah lengkap banyak juga yang menginginkan jari-jarinya lengkap tanpa cacat. Ada yang di dapat sejak lahir kecacatannya, ada juga yang disebabkan oleh kecelakaan yang mengharuskan dibuang jaringan matinya dengan jalan di amputasi salah satu jarinya bahkan tangannya. MasyaAlloh ...

Bersyukurlah indah...

Jiwa memang tabiatnya tidak pernah puas, maka dari itu ada doa yang sangat dianjurkan untuk kita membacanya setiap hari terutama di waktu setelah sholat. Begini Doanya :
 "Ya Alloh, aku berlindung kepada-Mu dari Ilmu yang tidak bermanfaat, Hati yang tidak khusyu', Jiwa yang tidak pernah puas dan dari doa yang tidak dikabulkan" (HR Muslim)
 Dari doa tersebut semoga Alloh Ta'ala bisa melindungi kita dari jiwa yang cenderung selalu tidak pernah puas. 

Nah hikmah untuk indah adalah Walupun tangan ini berkulit gelap alias hitam tetap bersyukur pada Alloh Ta'ala. Banyak yang bisa dilakukan dengan melakukan segudang amal sholeh tapi jangan lupa kita juga merawatnya sebagai salah satu bentuk syukur. Dengan memakai pelembab, dilulur ( hehehe), dan satu lagi yang terpenting kalau sudah panjang kukunya jangan lupa di potong yah. karena tempat bersarangnya kotoran loh. oh iya satu lagi, cara bentuk syukur dalam merawat tangan atau anggota tubuh kita juga jangan di salahartikan yah... , karena ada beberapa teman dan gak jauh-jauh deh contohnya artis ada yang merubah bentuk ciptaan Alloh sesuai dengan yang ia inginkan. Atau wajah yang ingin terlihat putih, dia menggunakan bahan-bahan kimia dengan waktu yang singkat langsung berubah putih. Muka dan badan terlihat berbeda warnanya.

Padahal ada loh cara yang mudah untuk terlihat bersinar muka ini, yaitu nyalakan aja lampu di samping wajah kita pasti jadi bersinar terang deh.. hahaha.. Gak deng maksud indah, caranya seperti yang dilakukan Rosululloh saw, dengan cara berwudhu. Syukur-syukur bisa menjaga wudhu. Coba deh perhatiin, orang yang habis wudhu dan sholat, wajahnya bening khan? Nah gak usah lagi deh pake zat-zat yang merusak keseimbangan kulit kita. Kasian teman..
Atau ada resep juga nih dari orang tua indah, klo mau wajahnya putih secara alami  pakelah bedak dingin yang tebuat dari tumbukan beras. hehehe, promosi. Padahal ini resep keluarga turun temurun loh ^_^. Itu sih tips merawat muka dari ane. Duh jadi ngelantur kemana-mana nih, balik lagi ke sepasang tangan deh...
semoga kita bisa bersyukur yah dengan anugerah Alloh Ta'ala yang di amanahkan pada kita.

So....kesimpulannya adalah Sepasang Tangan yang Indah itu milik si indah, hihihi... ups salah deng.. ^_______^
Wah ini kesempatan banget, karena namanya sama jadi gak mau rugi deh.. hihihi.
ayo kembali serius ambil kesimpulannya, Jadi saudara-saudara sepasang tangan yang indah adalah sepasang tangan yang dapat melakukan sesuatu yang bernilai manfaat di niatkan untuk Alloh Ta'ala
Semoga Alloh menerima segala perbuatan yang dilakukan oleh tangan ini sebagai amal sholeh, yang akan dipertanyakan di akhirat nanti untuk apa kau pergunakan kedua tangan mu?



Jumat, 10 Mei 2013

Blog Baru Neeeh ^_^

Bismillah...

Lamaaa banget gak nulis di blog.
Sebelum menulis di blog ini, indah sudah punya blog yang tema besarnya "Berusaha Menggapai Kemuliaan di sisi Alloh Ta'ala". Tapi setiap mau sign in lupa banget passwordnya apa, jadi deh bikin baru lagi.
Terakhir menulis tanggal 29 Maret 2012 tentang "TIDAK ADA ISTIMEWANYA BAGI YANG TIDAK MENGISTIMEWAKAN ALLOH".

Banyak sekali peristiwa besar yang terlewatkan, yang belum tertuliskan dalam blog pribadi indah. ingin sekali peristiwa-peristiwa yang mangandung hikmah tersimpan dalam blog ini. Sebagai pelajaran yang baik bagi siapa saja yang membaca blog ini terutama untuk indah pribadi. Peristiwa saat jelang melahirkan yang sangat-sangat, sungguh-sungguh, benar-benar luar biasa tak terlupakan. Perkembangan dan pertumbuhan dede' bayi yang sudah lahir dan Sampai kami memiliki rumah, dan lain-lain. Tapi indah hanyalah manusia yang banyak kelemahan dan salah, jadi kalau ada kata-kata yang tidak berkenan di blog ini mohon di maafkan. Hikmah yang ada di blog ini semata-mata dari Alloh Ta'ala.

Duh, jadi gak sabar pengen nulis, tapi gak bisa sekarang karena lagi di tempat kerja.
InsyaAlloh klo ada kesempatan di rumah berusaha untuk nulis lagi.
Supaya nanti Suami dan anakku "Wafa Syaamilah El Hakim" (*mungkin anakku, dedenya Wafa) bisa membaca blog sederhana ini. Wafa bisa tau peristiwa apa saja dari sebelum ia lahir sampai ia lahir di dunia ini.
"Bunda sayang Wafa karena Alloh, Maafkan bunda klo bunda banyak kekurangan Nak" dan Toek Abi, "bunda selalu berdoa semoga bunda bisa menjadi istri di dunia dan diakhirat bersama abi", aamiin Ya Robb.

Demikian Mukadimah singkat ini

Alhamdulillah